iNews Football – Manchester United (MU) telah menunjukkan performa yang mengesankan setelah kepergian Erik ten Hag sebagai pelatih. Banyak penggemar dan analis sepakbola yang terkejut dengan peningkatan signifikan yang terlihat pada tim sejak perubahan besar ini terjadi. Namun, apa sebenarnya faktor yang mendorong MU untuk kembali tampil dominan meskipun tanpa sosok ten Hag di bangku pelatih? Beberapa aspek kunci tampaknya berperan dalam keberhasilan ini.
Salah satu faktor utama yang memengaruhi performa MU pasca- Erik ten Hag adalah perubahan dalam pendekatan taktik dan strategi permainan. Sebelumnya, Ten Hag dikenal dengan pendekatan permainan berbasis penguasaan bola dan pressing tinggi yang menuntut fisik pemain untuk terus bekerja keras sepanjang pertandingan. Meski strategi ini sempat memberikan hasil positif di beberapa pertandingan, banyak yang merasa bahwa metode tersebut tidak cocok dengan karakter pemain MU. Setelah Ten Hag pergi, pelatih sementara yang mengambil alih tim cenderung menggunakan taktik yang lebih fleksibel dan mengutamakan serangan cepat. Pemain diberikan kebebasan lebih dalam menyerang, dengan fokus pada permainan langsung dan memanfaatkan kecepatan lini depan mereka. Ini terbukti efektif karena MU kini lebih bisa memanfaatkan peluang dan mencetak gol lebih banyak, meskipun penguasaan bola mereka tidak selalu dominan.
“Baca Juga : Apakah Futsal Aman untuk Penderita Penyakit Jantung? Temukan Jawabannya! “
Kehilangan seorang pelatih seperti Ten Hag yang terkenal dengan disiplin ketat sering kali memberi dampak negatif bagi sebagian besar pemain, tetapi ada juga yang merasa mendapat kebebasan lebih untuk mengekspresikan permainan mereka. Pemain seperti Bruno Fernandes dan Marcus Rashford mulai menunjukkan performa yang lebih bebas setelah Ten Hag meninggalkan tim. Bruno Fernandes, yang sebelumnya lebih terikat dengan tugas-tugas taktis dan pengaturan permainan, kini mampu lebih fokus pada peran kreatif dan distribusi bola. Rashford, yang seringkali merasa terkekang dengan peran yang lebih defensif di bawah Ten Hag, kembali ke gaya permainan menyerang yang lebih agresif, yang memaksimalkan kecepatannya. Kehadiran pemain-pemain ini yang mampu menunjukkan kemampuan terbaik mereka, tanpa terbebani oleh instruksi yang ketat, memberikan dampak besar pada permainan tim.
Kepelatihan Ten Hag tidak hanya membawa perubahan dalam hal taktik, tetapi juga dalam hal mentalitas tim. Banyak yang berpendapat bahwa gaya kepelatihan Ten Hag terkadang membawa rasa tekanan berlebih pada pemain. Yang berujung pada kekalahan dalam beberapa pertandingan penting. Pasca-kepergian Ten Hag, MU tampaknya telah menemukan kembali rasa percaya diri mereka. Tim kini lebih bermain dengan semangat dan determinasi. Lebih percaya diri saat menguasai bola, dan tidak mudah patah semangat saat menghadapi kesulitan. Mentalitas yang kuat ini sangat penting untuk mengatasi tekanan di liga domestik maupun kompetisi Eropa. Perubahan ini mungkin juga dipengaruhi oleh pelatih sementara yang lebih mampu memahami kebutuhan pemain. Dan juga dapat meningkatkan keseimbangan antara disiplin dan kebebasan dalam bermain.
“Simak juga: Marselino Ferdinan 3,8 Juta Followers, Melebihi Oxford United! “
Salah satu hal yang sering kali terlewat adalah bagaimana pemain muda MU mulai mendapatkan kesempatan bermain yang lebih banyak pasca-Ten Hag. Pemain muda seperti Alejandro Garnacho, Facundo Pellistri, dan Jadon Sancho, yang sebelumnya tidak banyak diberi peran signifikan, kini diberikan ruang lebih untuk berkembang. Garnacho, misalnya, menunjukkan potensi luar biasa sebagai pencetak gol dan pemberi assist. Kepercayaan pelatih terhadap pemain muda ini membuka peluang bagi MU untuk memperbaiki kedalaman skuad dan meremajakan lini serang mereka. Meningkatnya performa pemain-pemain muda ini juga menunjukkan bahwa MU kini memiliki lebih banyak opsi dan fleksibilitas dalam mengatur taktik.
MU juga menunjukkan kemampuan adaptasi yang lebih baik terhadap permainan lawan. Sebelumnya, di bawah Ten Hag, terkadang MU kesulitan untuk merespons perubahan taktik yang dilakukan lawan. Namun, setelah kepergian Erik ten Hag. MU terlihat lebih reaktif dan mampu menyesuaikan diri dengan gaya permainan lawan, baik saat menyerang maupun bertahan. Pelatih sementara yang mengambil alih tampaknya lebih menekankan pada pemahaman yang lebih dalam terhadap kekuatan dan kelemahan tim lawan. Memungkinkan MU untuk mengambil keuntungan dari situasi pertandingan.
Adaptasi ini terlihat jelas saat MU berhasil mengalahkan tim-tim besar dengan permainan yang lebih efektif dan terorganisir. Meskipun kepergian Erik ten Hag dari Manchester United sempat mengejutkan banyak pihak, tim ini ternyata berhasil bangkit dan tampil lebih impresif setelahnya. Faktor-faktor seperti perubahan taktik permainan, kebebasan bagi pemain kunci untuk berkreasi. Peningkatan mentalitas dan kepercayaan diri, peran pemain muda yang lebih besar, serta adaptasi yang lebih baik terhadap lawan menjadi kunci penting di balik kebangkitan ini. MU kini tampak lebih siap untuk menghadapi tantangan besar di kompetisi domestik maupun Eropa, dengan fokus yang lebih jelas dan tim yang lebih seimbang.