iNews Football – Pertandingan dramatis antara Timnas Indonesia dan Korea Selatan dalam ajang Piala Asia U-23 menyedot perhatian banyak pihak. Salah satu komentar tajam datang dari legenda sepak bola Belanda, Gerald Vanenburg. Ia menyoroti pendekatan taktik yang digunakan pelatih Shin Tae-yong. Menurut Vanenburg, strategi bertahan total dengan mengandalkan serangan balik cukup efektif. Namun, ia menekankan ada risiko besar yang menyertai gaya bermain tersebut.
Gerald Vanenburg mengakui bahwa melawan tim kuat seperti Korea Selatan bukan tugas mudah. Oleh karena itu, strategi bertahan yang dilakukan Indonesia dapat dimaklumi. Ia mengatakan, bertahan secara total selama 90 menit jelas menguras fisik. Akan tetapi, keputusan itu berhasil membatasi ruang gerak pemain Korea Selatan.
“Baca Juga : Paddy Pimblett Ungkap Sumber Penghasilan Terbesarnya di Luar Octagon”
Pujian khusus diberikan Vanenburg kepada lini belakang Indonesia. Ia menyoroti ketangguhan bek tengah Rizky Ridho dan Elkan Baggott. Menurutnya, kedua pemain tersebut sangat disiplin menjaga lini belakang. Mereka tidak mudah terpancing oleh pergerakan pemain lawan dan selalu berada di posisi yang tepat.
Vanenburg juga memperhatikan pola transisi cepat dari Indonesia. Pemain seperti Witan Sulaeman dan Marselino Ferdinan memanfaatkan celah di sisi sayap. Setiap kali Korea kehilangan bola, Indonesia langsung meluncurkan serangan cepat. Menurut Vanenburg, skema ini sangat berisiko namun dieksekusi dengan sangat baik.
“Simak juga: Reaksi Suporter AC Milan Atas Kabar Kembalinya Allegri”
Pelatih asal Korea Selatan itu mendapat pujian tersendiri dari Vanenburg. Ia menyebut Shin memiliki pemahaman mendalam tentang kekuatan dan kelemahan Korea Selatan. Hal tersebut tampak jelas dari penempatan pemain serta perubahan taktik selama pertandingan. Ia juga memuji komunikasi yang terlihat sangat aktif dari pinggir lapangan.
Vanenburg menggarisbawahi pentingnya kekompakan tim. Ia melihat para pemain Indonesia bekerja sebagai satu unit. Tidak ada ego pribadi yang menonjol. Semua pemain disiplin menjalankan tugasnya masing-masing. Hal ini yang membuat formasi 5-3-2 berjalan efektif menghadapi tekanan tanpa henti dari Korea.
Menurut Vanenburg, salah satu tantangan terbesar dalam pertandingan seperti ini adalah tekanan mental. Ia kagum melihat bagaimana pemain muda Indonesia tetap tenang. Mereka tidak panik saat Korea meningkatkan intensitas serangan. Kepercayaan diri dan kerja sama tim membantu mereka menjaga fokus hingga akhir laga.
Meski memberikan banyak pujian, Vanenburg juga memberi catatan penting. Ia menyarankan agar Indonesia mulai memperbaiki kemampuan menguasai bola di lini tengah. Karena dominasi bola terlalu lama dipegang lawan bisa berisiko. Ia menilai gelandang Indonesia harus lebih berani mengatur ritme permainan agar tidak terus-menerus ditekan.
Komentar Vanenburg bukan satu-satunya. Banyak pengamat Eropa ikut menyoroti permainan apik Indonesia. Beberapa menyebut bahwa Indonesia kini telah menjadi tim yang layak diperhitungkan di Asia. Disiplin, semangat juang, dan kematangan strategi dianggap sebagai keunggulan baru yang jarang terlihat sebelumnya dari tim Garuda.