iNews Football – Pelatih Paris Saint-Germain, Luis Enrique, memberikan pandangannya mengenai gaya bermain tim-tim elite Eropa. Salah satu yang menjadi perbandingan menarik adalah antara Arsenal dan PSG. Menurut Enrique, kedua tim ini menunjukkan filosofi permainan yang hampir serupa dalam beberapa aspek penting. Ia menyampaikan hal ini dalam wawancara usai sesi latihan PSG menjelang laga Liga Champions.
Luis Enrique menyoroti bahwa baik Arsenal maupun PSG sangat menekankan penguasaan bola dalam setiap pertandingan. Filosofi ini memungkinkan tim untuk mendominasi jalannya laga sejak menit awal. Kedua tim menggunakan pendekatan berbasis kontrol tempo dan operan pendek yang cepat. Dengan penguasaan bola, mereka bisa meminimalkan risiko diserang dan mengatur ritme permainan.
“Baca Juga : Bruno Fernandes Beri Dukungan untuk Hojlund Cetak Lebih Banyak Gol”
Enrique juga menekankan pentingnya pergerakan tanpa bola dalam sistem permainan modern. Arsenal, di bawah asuhan Mikel Arteta, dikenal dengan pergerakan antar lini yang sangat cair. PSG, terutama dengan kehadiran pemain muda seperti Warren Zaïre-Emery, juga menerapkan hal serupa. Pergerakan tanpa bola ini menciptakan ruang yang bisa dimanfaatkan untuk membongkar pertahanan lawan.
Salah satu kesamaan paling mencolok antara kedua tim adalah pressing tinggi. Arsenal kerap menekan lawan sejak dari lini depan untuk memaksa kesalahan. PSG juga menerapkan skema serupa, terutama ketika bermain di Parc des Princes. Enrique percaya bahwa pressing tinggi menjadi kunci untuk menguasai momentum pertandingan dan menjaga intensitas tinggi sepanjang laga.
“Simak juga: Laga Wajib IBF untuk Dubois vs Chisora Tuai Pro dan Kontra”
Menurut Enrique, baik Arsenal maupun PSG tidak terpaku pada satu formasi tetap dalam bertahan. Kedua tim bisa beralih dari 4-3-3 ke 4-2-3-1 atau 3-4-3 tergantung situasi. Fleksibilitas ini memberi keuntungan taktis dalam menghadapi berbagai skema lawan. Enrique menyebut bahwa kemampuan adaptasi seperti ini membuat kedua tim lebih sulit diprediksi dan lebih kuat secara kolektif.
Enrique memuji strategi Arsenal dalam mengembangkan talenta muda seperti Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli. PSG juga tengah berfokus pada pengembangan pemain akademi untuk menjadi tulang punggung tim. Nama-nama seperti Zaïre-Emery dan Barcola kini mendapat menit bermain lebih banyak. Menurut Enrique, filosofi pembinaan jangka panjang adalah kunci stabilitas klub masa kini.
Kedua tim sama-sama mengusung gaya bermain menyerang yang atraktif. Enrique menyebut bahwa pendekatan ini bukan hanya soal strategi, tapi juga komitmen untuk menyuguhkan hiburan berkualitas. Arsenal terkenal dengan build-up dari belakang, sementara PSG memainkan bola cepat dengan kombinasi individu dan kolektif. Gaya ini membuat penonton terus terlibat sepanjang pertandingan.
Menurut Enrique, lini tengah adalah bagian terpenting dari filosofi permainan kedua tim. Arsenal memiliki sosok seperti Declan Rice dan Martin Ødegaard yang bisa mengontrol tempo. PSG, di sisi lain, mengandalkan Ugarte dan Vitinha untuk menjaga kestabilan. Penguasaan di lini tengah membuka ruang untuk kreasi serangan dan meminimalisir ancaman dari lawan.
Meski terlihat mirip, Enrique mengakui bahwa tantangan di liga masing-masing tetap berbeda. Arsenal bersaing di Premier League yang penuh tekanan fisik. PSG, meski dominan di Ligue 1, harus menghadapi ekspektasi tinggi di Liga Champions. Enrique menilai bahwa kemampuan untuk mempertahankan gaya bermain di tengah tekanan itulah yang membedakan klub elite.