iNews Football – Luka Jovic sempat dianggap gagal bersinar di klub besar. Perjalanan kariernya tampak menurun setelah kepindahannya ke Real Madrid. Ia dicoret dari daftar pemain utama dan dipinjamkan ke beberapa klub lain. Banyak yang menilai ia tak mampu memenuhi ekspektasi sebagai penyerang kelas dunia. Namun Jovic tidak menyerah dan terus berlatih keras. Kini ia kembali menunjukkan performa gemilang bersama klub barunya. Penampilannya menjadi sorotan karena mampu membalikkan pandangan publik. Karier yang sempat redup kini kembali bersinar lewat dedikasi dan kerja keras.
Nama Luka Jovic mulai dikenal luas saat membela Eintracht Frankfurt. Ia tampil tajam di Bundesliga dan menjadi salah satu penyerang tersubur. Dalam satu musim, Jovic mencetak lebih dari 20 gol di semua kompetisi. Penampilannya menarik perhatian banyak klub besar Eropa. Real Madrid kemudian merekrutnya dengan nilai transfer tinggi. Saat itu, Jovic digadang-gadang sebagai suksesor Karim Benzema. Namun kenyataan berkata lain. Ia kesulitan beradaptasi dengan gaya bermain Madrid. Ditambah tekanan besar dari media dan pendukung membuat performanya menurun.
“Baca Juga : Takdir MU Tanpa Zidane: Apa Ini Alasan Zinedine Zidane Tidak Mau Latih MU?”
Selama di Real Madrid, Jovic jarang mendapat kesempatan bermain. Ia lebih sering menjadi cadangan dan hanya tampil di laga-laga tidak penting. Cedera dan inkonsistensi juga menghantui musim-musim awalnya. Akhirnya pihak klub memutuskan untuk meminjamkan Jovic ke klub lamanya. Namun performa di masa peminjaman pun tidak langsung memukau. Banyak pengamat menganggap kariernya akan berakhir lebih cepat dari prediksi. Namun Jovic tetap bertahan dan tidak menyerah pada kritik. Ia memanfaatkan setiap momen latihan untuk memperbaiki diri secara teknis dan mental.
Jovic kini bermain untuk klub berbeda dan menunjukkan kebangkitan. Dalam beberapa pertandingan terakhir, ia berhasil mencetak gol penting. Pelatih memuji profesionalisme dan semangat juangnya. Statistik juga menunjukkan peningkatan dalam kontribusi tim. Ia tidak hanya mencetak gol, tetapi juga berperan dalam membangun serangan. Fans mulai kembali memberikan dukungan dan semangat. Kebangkitan ini dianggap sebagai bukti bahwa Jovic belum habis. Ia membuktikan bahwa kesempatan kedua bisa dimanfaatkan maksimal. Reputasinya sebagai penyerang berbahaya perlahan kembali diakui publik.
“Simak juga: Inggris Tanpa Usyk: Apakah Mereka Masih Bisa Memimpin Dunia Tinju Kelas Berat?”
Perjalanan Jovic tidak lepas dari dukungan keluarga dan rekan dekat. Dalam beberapa wawancara, ia mengungkapkan peran penting orang tuanya. Mereka tetap percaya bahwa ia bisa kembali ke performa terbaik. Selain itu, pelatih dan tim medis juga terus memberikan bimbingan. Motivasi dari lingkungan sekitar membantu menjaga semangatnya tetap hidup. Ia juga mulai mengubah pendekatan terhadap latihan dan nutrisi. Mentalitasnya kini lebih matang dan fokus pada hasil jangka panjang. Hal-hal kecil seperti ini memberi dampak besar dalam kembalinya performa Jovic.
Para pengamat mulai menyoroti perubahan besar dalam permainan Jovic. Mereka menyebut penampilannya kini jauh lebih tenang dan efisien. Tidak banyak membuang peluang dan tampil lebih kolektif. Beberapa eks pemain menyarankan agar ia terus bermain di klub yang memberi menit bermain rutin. Banyak yang percaya Jovic bisa kembali ke level top jika konsisten. Dengan usia yang masih cukup muda, peluangnya masih terbuka lebar. Jovic telah belajar dari pengalaman pahit di masa lalu. Kini ia memasuki fase baru dalam karier profesionalnya.