iNews Football – AC Milan tengah berburu pemain baru untuk memperkuat lini serang. Salah satu nama yang muncul adalah Joao Felix. Namun banyak pihak mengingatkan manajemen Rossoneri agar tidak gegabah. Felix memang berbakat dan masih muda. Tapi performanya dinilai belum konsisten. Beberapa pengamat menilai transfer ini berisiko tinggi. Terutama jika Milan harus mengeluarkan dana besar untuk memboyongnya.
Joao Felix mencuri perhatian saat masih bermain di Benfica. Bakatnya membuat Atletico Madrid rela membayar mahal. Namun di La Liga, performanya tidak selalu stabil. Ia kerap mengalami cedera dan kesulitan beradaptasi. Saat dipinjamkan ke Chelsea, ia juga gagal bersinar. Meski menunjukkan kilasan magis, ia belum memenuhi ekspektasi publik Inggris. Konsistensi menjadi masalah utama yang terus menghantuinya.
“Baca Juga : Postecoglou Buka Suara soal Masalah Internal Tottenham”
Gaya bermain Joao Felix cenderung individualistis dan eksperimental. Hal ini kadang bertentangan dengan pendekatan taktik Milan. Stefano Pioli lebih menyukai pemain yang disiplin dan taktis. Jika Felix tidak bisa beradaptasi, potensi konflik peran bisa terjadi. Di beberapa pertandingan, ia terlihat kurang nyaman bermain dalam sistem kolektif. Milan perlu memikirkan ulang jika ingin mempertahankan kohesi tim.
Felix masih terikat kontrak panjang dengan Atletico Madrid. Untuk memboyongnya, Milan harus menyiapkan dana besar. Padahal, Milan belum dalam posisi keuangan super kuat. Investasi besar pada pemain yang belum terbukti bisa jadi bumerang. Alih-alih memperkuat tim, justru bisa menambah beban finansial. Dalam sejarah Serie A, banyak pemain mahal yang gagal bersinar.
“Simak juga: Jagoan UFC Asu Almabayev Puji Atlet MMA Indonesia”
Beberapa legenda Milan turut angkat suara. Paolo Maldini, misalnya, mengingatkan soal risiko pembelian impulsif. Ia menekankan pentingnya kesesuaian karakter dan mentalitas pemain dengan identitas klub. Eks striker Andriy Shevchenko juga menyarankan Milan fokus pada pemain muda lokal. Menurutnya, terlalu banyak talenta asing kadang mengganggu dinamika ruang ganti.
Daripada Joao Felix, Milan bisa mencari alternatif yang lebih murah tapi efektif. Nama-nama seperti Jonathan David atau Rasmus Højlund disebut lebih cocok. Mereka masih muda, berkembang pesat, dan memiliki harga yang lebih terjangkau. Selain itu, pemain-pemain ini sudah terbukti cocok dengan gaya bermain liga Italia. Langkah ini dinilai lebih bijak untuk jangka panjang.
Dalam tiga musim terakhir, statistik Felix tidak istimewa. Ia hanya mencetak belasan gol dalam puluhan pertandingan. Jumlah assist-nya pun tidak konsisten. Bandingkan dengan pemain muda lain di posisinya. Banyak yang lebih produktif dan efisien. Statistik ini membuat para analis ragu apakah Felix pantas dihargai mahal. Terlebih di liga sekompetitif Serie A.
Beberapa laporan menyebut bahwa Joao Felix cukup sulit diatur. Di Chelsea, ia dikabarkan kurang disiplin dalam latihan. Beberapa pelatih juga menyebutnya tidak selalu siap menerima instruksi. Milan sangat menjaga keharmonisan ruang ganti. Pemain dengan sikap tidak kooperatif bisa merusak atmosfer positif. Maka, pertimbangan ini menjadi penting sebelum mengambil keputusan.
Felix memang punya potensi besar. Tapi potensi saja tidak cukup. Klub besar butuh pemain yang langsung siap tampil di level tertinggi. Milan tidak bisa terus berjudi pada talenta mentah. Apalagi dalam situasi kompetisi yang semakin ketat. Fans pun berharap klub lebih selektif dalam membangun tim. Bukan sekadar mengejar nama besar tanpa jaminan kontribusi nyata.
Kedatangan pemain seperti Felix pasti akan membawa sorotan media. Tekanan besar bisa membuatnya tidak nyaman. Jika tidak tampil bagus sejak awal, kritik akan datang bertubi-tubi. Situasi ini berpotensi menciptakan kegaduhan internal. Milan butuh pemain yang tahan tekanan dan fokus pada peningkatan performa. Felix belum tentu mampu menghadapi ekspektasi tersebut.
Musim ini menjadi momen penting bagi Milan untuk membangun skuad solid. Salah langkah dalam rekrutmen bisa berdampak besar. Joao Felix mungkin menarik di atas kertas, tapi terlalu banyak tanda tanya menyertainya. Milan harus mengevaluasi secara menyeluruh sebelum membuat keputusan besar. Apalagi jika menyangkut kestabilan tim dan masa depan proyek jangka panjang.