Inewsfootball.com – Kejutan terjadi di La Liga ketika Barcelona harus menelan kekalahan pahit dari Osasuna. Pertandingan yang berlangsung di Stadion El Sadar itu berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan tuan rumah. Hasil ini jelas mengecewakan bagi para pendukung Blaugrana, terutama melihat performa lini belakang yang tampil jauh di bawah standar.
Ter Stegen seperti biasa menunjukkan ketenangan dan keterampilannya di bawah mistar gawang. Namun, kali ini, ia tidak banyak berbuat dalam mencegah gol-gol Osasuna yang datang dari kesalahan kolektif lini pertahanan. Kiper asal Jerman ini berhasil melakukan beberapa penyelamatan penting, tapi kebobolan dua gol tetap menjadi catatan negatif dalam performanya.
Sebagai kapten di laga ini, Roberto gagal menunjukkan kepemimpinan yang kuat di lini pertahanan. Tugas bertahan tampaknya terlalu berat baginya, terutama ketika menghadapi serangan cepat Osasuna. Roberto sering kali terlambat turun ke posisi, dan kontribusinya di lini serang juga minim. Tidak ada kreativitas atau umpan berbahaya yang bisa dia hasilkan.
Koundé tampil di bawah performa terbaiknya. Meskipun sempat memberikan beberapa intersep dan tekel penting, ia kesulitan menghadapi intensitas serangan dari Osasuna. Koundé kerap kalah dalam duel udara dan gagal mengorganisasi lini belakang dengan baik, sehingga Barcelona terlihat rapuh ketika ditekan.
Christensen tampak kewalahan dalam menghadapi penyerang Osasuna. Bek tengah asal Denmark ini kurang sigap dalam mengantisipasi bola-bola lambung dan beberapa kali salah posisi yang menyebabkan celah di lini belakang. Performanya kali ini jauh dari kata memuaskan.
Balde merupakan salah satu pemain yang tampil cukup baik di sektor pertahanan, meski tidak cukup untuk menutupi kelemahan kolektif. Balde aktif membantu serangan dan beberapa kali berhasil menciptakan peluang dari sisi kiri. Namun, pergerakan bertahannya masih perlu ditingkatkan, terutama dalam menutup ruang bagi pemain sayap Osasuna.
Romeu berjuang keras untuk mendominasi lini tengah, tetapi gagal mengendalikan permainan seperti yang diharapkan. Ia kesulitan menghadapi tekanan dari gelandang Osasuna dan sering kehilangan bola di area berbahaya. Kontribusinya dalam transisi bertahan juga kurang terlihat, membuat lini belakang lebih terbuka terhadap serangan balik.
Gavi, seperti biasanya, tampil penuh semangat dan agresif. Ia tidak takut berduel dengan para pemain Osasuna dan beberapa kali berhasil memotong aliran bola lawan. Meski demikian, agresivitasnya kadang berujung pada pelanggaran yang tidak perlu. Kontribusi serangannya juga tidak optimal, terutama dalam menciptakan peluang gol.
Frenkie de Jong adalah salah satu pemain yang tampil cukup baik, meski tidak cukup untuk menyelamatkan Barcelona dari kekalahan. Ia berhasil mengatur tempo permainan di lini tengah dan beberapa kali melakukan dribbling impresif. Namun, kurangnya dukungan dari lini serang membuat pergerakannya kurang efektif, dan kreativitasnya tidak menghasilkan banyak peluang bersih.
Penampilan Raphinha jauh dari harapan. Sayap asal Brasil ini tampak kesulitan menembus pertahanan Osasuna dan gagal memanfaatkan ruang yang ada. Ia jarang menciptakan ancaman signifikan di sisi kanan dan kerap kehilangan bola saat mencoba melakukan dribble. Penampilannya kali ini sangat mengecewakan, mengingat potensi yang dimilikinya.
Sebagai striker andalan, Lewandowski tetap menjadi ancaman utama di lini depan. Ia berhasil mencetak satu gol melalui sundulan yang memanfaatkan umpan dari sisi sayap, tetapi secara keseluruhan kontribusinya terbilang terbatas. Terisolasi di lini depan, Lewandowski jarang mendapatkan umpan-umpan matang dan harus berjuang sendirian menghadapi lini belakang Osasuna.
Yamal masih muda, tetapi menunjukkan bakat besar di setiap kesempatan bermain. Pemain muda ini beberapa kali berhasil melakukan pergerakan berbahaya dan membuka ruang di sisi sayap. Namun, keputusannya dalam mengeksekusi peluang sering kali kurang matang. Meski belum optimal, Yamal tetap menjadi salah satu prospek cerah bagi Barcelona.
Kekalahan dari Osasuna ini jelas menyoroti kelemahan terbesar Barcelona dalam laga tersebut: lini belakang. Koundé dan Christensen, yang biasanya menjadi pilar pertahanan, tampil kurang solid dan sering gagal mengantisipasi serangan cepat lawan. Keduanya kerap berada di posisi yang salah, dan koordinasi mereka dengan lini tengah tampak longgar. Hal ini membuat pertahanan Blaugrana mudah ditembus oleh Osasuna.
Sementara itu, kontribusi para bek sayap juga tidak cukup baik untuk menutupi celah di belakang. Roberto dan Balde terlalu fokus menyerang, membuat sisi pertahanan mereka mudah dieksploitasi. Jika Barcelona ingin terus bersaing di papan atas La Liga, mereka perlu segera memperbaiki lini pertahanan yang tampak jauh di bawah standar ini.