iNews Football – Evandra Florasta tidak hanya dikenal sebagai atlet tangguh, tetapi juga pribadi yang sangat dekat dengan keluarga. Dalam setiap langkah kariernya, dukungan keluarga menjadi fondasi yang kuat. Baik saat menang maupun kalah, keluarganya selalu hadir di sisi. Dukungan itulah yang membuat Evandra terus maju dan tidak mudah menyerah.
Evandra Florasta memulai karier di dunia olahraga dengan restu penuh dari orang tuanya. Ia bercerita bahwa ayahnya sering menemaninya latihan sejak kecil. Sang ibu pun selalu hadir di setiap pertandingan penting. Mereka tak hanya mendukung secara moral, tapi juga logistik dan emosional. Hal ini membentuk kepercayaan diri Evandra sejak usia muda.
“Baca Juga : Paul Pogba Tak Jadi Dilarang 4 Tahun, Ini Alasannya”
Setelah menjalani jadwal latihan dan pertandingan yang padat, Evandra Florasta selalu kembali ke rumah. Baginya, rumah adalah tempat terbaik untuk memulihkan fisik dan mental. Di sana ia bisa berbagi cerita dengan adik dan orang tuanya. Suasana hangat membuat semangatnya kembali pulih. Ia mengaku, pelukan ibu punya kekuatan tersendiri yang tak tergantikan.
Ayah Evandra dikenal sebagai sosok tegas yang menanamkan kedisiplinan sejak dini. Setiap pagi, ia membangunkan Evandra untuk jogging sebelum sekolah. Latihan tidak pernah absen meski hujan turun. Disiplin ini terbawa sampai dewasa dan menjadi kebiasaan baik. Tanpa peran sang ayah, Evandra mengaku mungkin tidak sekuat sekarang.
“Simak juga: Alexandre Pantoja Tunjukkan Dominasi, Lawan Tumbang Dua Ronde”
Salah satu hal yang selalu diingat Evandra adalah nasihat ibunya. “Jangan takut kalah, yang penting kamu jujur dan berani.” Kalimat itu tertanam kuat di benaknya. Setiap kali merasa ragu, ia mengingat kembali kata-kata ibunya. Nasihat tersebut membuatnya mampu menghadapi tekanan dari luar dengan hati tenang.
Saat bertanding, Evandra sering melihat keluarganya di tribun penonton. Wajah-wajah yang dikenalnya memberi kekuatan luar biasa. Dukungan sorak dari orang terdekat menjadi energi tambahan. Bahkan saat bertanding di luar kota, keluarganya tetap menyempatkan hadir. Hal kecil ini menurut Evandra memberi dampak besar bagi performanya.
Setiap kali Evandra menang, ia tak pernah lupa untuk merayakannya bersama keluarga. Mereka tidak merayakan dengan pesta mewah, melainkan makan malam sederhana bersama. Di sana mereka tertawa, bersyukur, dan saling memberi semangat. Kebersamaan itulah yang selalu dirindukan Evandra setelah bertanding. Bagi dia, momen itulah yang paling berarti.
Tak selamanya Evandra berada di atas. Ia pernah mengalami kekalahan yang membuatnya hampir menyerah. Namun keluarga tak henti-hentinya memberi dukungan. Mereka tidak menyalahkan, tapi justru memberikan pelukan dan kata-kata penguat. Dari sana, Evandra belajar bahwa kekuatan sebenarnya datang dari cinta dan penerimaan.
Evandra memiliki adik yang juga tertarik pada dunia olahraga. Melihat adiknya berlatih dengan semangat membuat Evandra semakin terpacu. Ia ingin menjadi panutan dan sumber motivasi bagi sang adik. Hal ini memberinya tanggung jawab tambahan, tapi juga kebanggaan tersendiri. Hubungan kakak-adik ini memberi warna baru dalam perjalanan kariernya.
Di setiap pertandingan, Evandra tahu ada doa dari keluarganya yang selalu menyertai. Ia percaya bahwa doa adalah pelindung yang tak terlihat. Bahkan ketika mereka tidak bisa hadir langsung, ia tetap merasakan kehadiran mereka. Doa tersebut membuat hatinya tenang dan lebih yakin menghadapi lawan.
Evandra berkomitmen untuk terus berjuang demi membahagiakan keluarganya. Ia ingin membalas segala pengorbanan mereka dengan prestasi dan sikap baik. Menjadi atlet bukan hanya soal menang, tapi juga soal membuktikan rasa cinta kepada keluarga. Dengan semangat itu, Evandra terus melangkah maju tanpa ragu.