iNews Football – David Coote, wasit yang telah bertugas di Premier League sejak 2018, terlibat dalam dua skandal besar yang membuatnya dipecat oleh Professional Game Match Officials Limited (PGMOL). Keputusan ini diambil setelah munculnya dua video viral yang memperlihatkan Coote menghina Liverpool dan diduga mengonsumsi narkoba.
Pada 11 November 2024, PGMOL mengeluarkan pernyataan resmi tentang skorsing Coote sembari melakukan penyelidikan. Namun, hasil penyelidikan menunjukkan bahwa tindakan Coote tidak hanya mencoreng integritas dirinya tetapi juga merusak citra profesionalisme Premier League secara keseluruhan.
Dalam video pertama yang menjadi viral, Coote terdengar menyebut Liverpool sebagai “tim brengsek” dan manajer Juergen Klopp sebagai “bajingan arogan”. Pernyataan tersebut memicu amarah para penggemar Liverpool dan komunitas sepak bola.
Hinaan ini dianggap sangat tidak pantas mengingat posisi Coote sebagai wasit yang harus bersikap netral dan menjaga profesionalisme. Banyak pihak menilai bahwa pernyataan Coote mencerminkan bias yang serius, sehingga menimbulkan keraguan terhadap integritasnya dalam memimpin pertandingan.
Video kedua yang muncul memperlihatkan David Coote mengisap bubuk putih yang diduga kuat adalah narkoba jenis sabu. Video tersebut direkam sehari sebelum Coote bertugas di Piala Eropa 2024, menambah kontroversi dan mencoreng reputasinya sebagai wasit.
Skandal ini semakin memperburuk citra Coote di mata publik dan PGMOL. Meskipun belum ada konfirmasi medis atau hukum terkait dugaan penggunaan narkoba, tindakan tersebut dianggap cukup untuk memutuskan hubungan kerja dengan Coote.
Setelah melakukan penyelidikan menyeluruh, PGMOL mengumumkan pemecatan David Coote pada 9 Desember 2024. Dalam pernyataannya, PGMOL menegaskan bahwa tindakan Coote melanggar ketentuan kontrak kerja dan tidak sejalan dengan nilai-nilai organisasi.
“Dukungan bagi David Coote tetap penting bagi kami, dan kami tetap berkomitmen untuk kesejahteraannya,” tulis PGMOL dalam pernyataan resminya.
Pemecatan ini mengakhiri karier David Coote sebagai wasit di Premier League, sebuah profesi yang telah ia jalani selama lebih dari enam tahun. Coote kini menghadapi tantangan besar dalam memulihkan reputasi dan melanjutkan karier di dunia sepak bola.
Dalam konteks hukum, Coote dapat mengajukan banding atas keputusan ini. Namun, peluangnya untuk kembali bekerja di bawah naungan PGMOL tampaknya sangat kecil.
Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar tentang mekanisme pengawasan internal di PGMOL. Bagaimana seorang wasit dengan catatan perilaku seperti ini bisa bertugas di liga sepak bola paling bergengsi di dunia?
PGMOL kini harus bekerja keras untuk memulihkan kepercayaan publik. Mereka diharapkan untuk memperketat proses seleksi dan pengawasan terhadap para wasit agar kejadian serupa tidak terulang.
Kasus David Coote menjadi pelajaran penting bagi dunia sepak bola tentang pentingnya profesionalisme dan integritas. PGMOL telah mengambil langkah tegas dengan memecat Coote, namun langkah ini harus disertai upaya perbaikan internal agar kepercayaan publik terhadap Premier League tetap terjaga.