iNews Football – Laju Manchester City belakangan ini menjadi sorotan setelah gagal memenangi enam pertandingan terakhir di semua kompetisi. Rentetan buruk ini meliputi lima kekalahan dan satu hasil imbang, yang membuat posisi mereka di berbagai turnamen menjadi tidak menguntungkan. Terlempar dari peringkat atas Liga Inggris, tersingkir di Carabao Cup, hingga terseok di posisi 17 Liga Champions, The Citizens terlihat sedang berada di periode terberat di bawah asuhan Pep Guardiola. Mikel Arteta, manajer Arsenal dan mantan asisten Guardiola, memberikan analisisnya. Menurut Arteta, penurunan performa ini adalah hal yang wajar, bahkan untuk tim sekaliber Manchester City.
Kegagalan Manchester City mempertahankan laju positifnya sebagian besar dikaitkan dengan absennya beberapa pemain inti. Salah satu kehilangan terbesar adalah Rodri, jenderal lini tengah yang harus absen panjang akibat cedera anterior cruciate ligament (ACL) pada September lalu.
Rodri dikenal sebagai motor penggerak City di lapangan tengah. Dengan visi permainan yang luar biasa dan kemampuan bertahan yang kokoh, absensinya menciptakan lubang besar di lini tengah City. Meski Pep Guardiola telah mencoba berbagai kombinasi pemain, termasuk memainkan Mateo Kovacic dan Kalvin Phillips, belum ada yang mampu menggantikan peran krusial Rodri.
Di lini serang, produktivitas Erling Haaland juga menurun drastis. Penyerang asal Norwegia tersebut kesulitan menemukan konsistensi gol seperti musim lalu, yang turut memengaruhi efektivitas serangan City.
Selain itu, cedera pada pemain seperti Kevin De Bruyne dan Bernardo Silva di awal musim semakin memperburuk situasi.
Dalam wawancaranya dengan ESPN, Mikel Arteta menegaskan bahwa apa yang dialami Manchester City tidak perlu dilebih-lebihkan. Arteta memandang bahwa dominasi City selama sembilan tahun terakhir adalah pencapaian luar biasa yang tak terelakkan akan mengalami jeda atau kemunduran sesekali.
“Apa yang saya lihat adalah apa yang sudah mereka lakukan selama sembilan tahun. Saya kira ini yang seharusnya orang-orang bicarakan, seberapa sulitnya dengan apa yang mereka lakukan selama sembilan tahun secara konsisten,” ujar Arteta.
Menurut Arteta, performa Manchester City yang sedang menurun juga menunjukkan betapa sulitnya menjaga konsistensi di tingkat tertinggi.
“Dan yeah, sebuah kemunduran, semua orang toh pernah mengalami kemunduran. Bagi mereka, ini memang sangat aneh karena dalam sembilan tahun ini mereka tidak pernah mengalaminya. Namun, hal itu juga menunjukkan level dan situasi yang dialami, bahwa segalanya mesti berjalan hampir sempurna,” tambah Arteta.
Arteta juga menyoroti bagaimana banyak faktor harus mendukung untuk tetap berada di jalur juara.
“Performanya harus sempurna, ketersediaan dari skuad Anda harus sempurna, banyak hal harus menguntungkan Anda dan lawannya, levelnya berbeda, dan sangat sulit untuk menang,” pungkasnya.
Manchester City kini tertinggal delapan poin dari Liverpool di klasemen Liga Inggris, sebuah jarak yang jarang mereka alami dalam beberapa musim terakhir. Di Liga Champions, mereka menghadapi tantangan besar setelah terlempar ke peringkat 17, situasi yang mengancam langkah mereka ke babak gugur.
Dengan jadwal pertandingan yang padat, tekanan pada Guardiola dan skuadnya semakin berat. Tidak hanya harus segera memperbaiki performa, mereka juga harus menjaga kebugaran para pemain di tengah tuntutan tinggi di berbagai kompetisi.
Penurunan performa Manchester City memunculkan spekulasi apakah era kejayaan mereka di bawah Pep Guardiola mulai berakhir. Namun, sejarah menunjukkan bahwa City adalah tim yang memiliki kapasitas untuk bangkit dari situasi sulit.
Kembalinya pemain kunci seperti Rodri dan Kevin De Bruyne di paruh kedua musim ini akan sangat menentukan perjalanan City. Selain itu, Guardiola adalah manajer dengan pengalaman dan strategi mumpuni untuk mengatasi tekanan di momen-momen krusial.
Arteta sendiri mengisyaratkan bahwa City masih memiliki peluang besar untuk kembali ke jalur kemenangan, meski butuh waktu dan konsistensi untuk melakukannya.
Manchester City sedang menghadapi salah satu periode terberat dalam sembilan tahun terakhir. Namun, seperti yang dikatakan oleh Mikel Arteta, kemunduran ini adalah hal yang wajar dalam siklus sebuah tim, terutama setelah bertahun-tahun mendominasi sepak bola Inggris. Dengan kembalinya pemain-pemain kunci dan strategi yang tepat, City masih memiliki peluang besar untuk membalikkan keadaan di sisa musim ini.
Hanya waktu yang akan menjawab apakah Manchester City mampu mempertahankan reputasinya sebagai salah satu tim terbaik di dunia, atau justru menjadi saksi dari pergeseran kekuatan di Liga Inggris.